Kamis, 28 Juni 2012

Kemping Misdinar


KEMPING MISDINAR PUDAK PAYUNG





            Dari Senin-Rabu, 25-26 Juni, kurang lebih 100 Misdinar Kapel Pudak Payung mengadakan kemping di bumi perkemahan Kopeng, Getasan, Kabupaten Semarang. Kendati musim dingin menggigit, mereka tidak mengenal capai. Seluruh acara dari hari ke hari diikuti dengan penuh semangat. 


Hari pertama diisi pengenalan jati diri remaja dan mengenal dan mencintai alam, hari kedua membangun kerjasama lewat outbond dan peningkatan penghayatan iman lewat katolisitas, dan hari ketiga merumuskan tindak lanjut. 

Kemping ini mengambil tema “sepi ing pamrih rame ing gawe”. “Dengan tema ini, peserta diajak untuk melakukan penempaan diri. Mereka diajak untuk membangun watak pribadi yang unggul, menjadi pengikut Kristus yang militan. Salah satu wujudnya adalah melakukan segala sesuatu berdasarkan kasih,” kata Angela Merici Adita R, ketua panitia. “Dengan kemping ini diharapkan teman-teman misdinar  makin mampu mempererat tali persaudaraan, membangkitkan  semangat pelayanan, dan saling menggembirakan setiap orang yang terlibat,” imbuh Angela Merici Dita R, atau lebih akrab dipanggil Dita, yang sekarang masih duduh di kelas X SMA

Seluruh acara dilaksanakan dibawah pendampingan orang muda paroki. Dengan penuh kesabaran mereka membimbing adik-adiknya menjalani seluruh proses pembelajaran. Hadir pula dalam kemping ini Bp. Hary dan Rm. Priya, yang dengan setia sejak hari pertama menemani anak-anak. Kendati bergulat dengan dinginnya gunung Kopeng, beliau berdua tetap bertahan sampai akhir. 



Dalam evaluasi akhir acara, sebagian besar peserta menghendaki kemping diadakan secara rutin dengan catatan  tempat  tidak terlalu dingin. Acara ditutup dengan Misa. Dan seperti keberangkatan, pulang peserta dijemput oleh mobil  tentara dari Kodam Diponegoro. (thp)

Minggu, 10 Juni 2012

Komuni Pertama

Sebanyak 92 anak menerima Komuni Pertama dari Rm. Paulus Supriya Pr selaku pastor kepala Paroki Kristus Raja Ungaran pada hari Minggu, 10 Juni 2012. Dalam homili rama mengajak anak-anak untuk semakin mencintai Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup mempersiapkan masa depan anak-anak. Anak-anak diajak untuk meneladan Santo Tarsisius, seorang anak kecil yang telah sangat mecentia Ekaristi sampai rala mengurbankan nyawanya. Untuk bisa menjadi anak yang semakin menyerupai Kristus yang terwujud salah satunya dalam hidup sebagai anak yang dewasa, dibutuhkan dua syarat, yaitu tahu prioritas dan mampu mengendalikan diri.

Selesai menerima komuni dalam dua rupa, anak-anak mengikuti pesta sederhana.